NPM : 14217500
Kelas : 3EA25
Aspek Etika Bisnis Islami
Bisnis merupakan bidang yang dicita-citakan oleh banyak orang. Namun, dalam berbisnis, kita perlu mengetahui prinsip bisnis itu sendiri. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Islam sendiri merupakan sumber nilai dan etika dalam segala aspek kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk wacana bisnis. Islam memiliki wawasan yang komprehensif tentang etika bisnis. Mulai dari prinsip dasar pokok-pokok kerusakan dalam perdagangan, faktor-faktor produksi, tenaga kerja, modal organisasi, distribusi kekayaan, masalah upah, barang dan jasa, kualifikasi dalam bisnis, sampai kepada etika sosio-ekonomik menyangkut hak milik dan hubungan sosial.
Adapun 5 ketentuan umum etika berbisnis dalam Islam :
1. Kesatuan (Tauhid/Unity)
Sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh. Dari konsep ini maka Islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula maka etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horizontal, membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem Islam.
2. Keseimbangan (Equilibrium/Adil)
Islam sangat menganjurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang berbuat curang atau dzalim. Rasulullah diutus Allah untuk membangun keadilan. Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut, karena kunci keberhasilan bisnis adalah kepercayaan.
3. Kehendak Bebas (Free Will)
Kebebasan merupakan bagian dalam nilai etika bisnis Islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak ada batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.
4. Tanggung Jawab (Responsible)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. Untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertanggungjawabkan tindakannya secara logis, prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas.
5. Kebenaran : kebajikan dan kejujuran
Dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran. Kebenaran dimaksud sebagai niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan.
Teori Ethical Egoism
Seluruh profesional di dunia tidak hanya berbicara tentang keahlian, namun juga tidak dapat dilepaskan dari faktor etika. Oleh karena itu, banyak tulisan-tulisan terkait dengan etika profesi. Pengertian Etika menurut KBBI adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)”.
Bagi kebanyakan orang, jika mendengar kata egois kebanyakan dari orang-orang akan beranggapan bahwa sikap egois merupakan sikap tidak baik. Egois tidak selalu berarti negatif, ada pandangan-pandangan positif yang mendukung teori egois. Bertindak untuk kepentingan pribadi dan mementingkan diri sendiri tidaklah buruk. Psikolog telah menunjukan perlunya mencintai dan menghargai diri sendiri, dan keinginan untuk mengejar minat dan cita-cita. Karena itu, bagus untuk mengejar minat dan cita-cita anda sendiri.
Bagi kebanyakan orang, jika mendengar kata egois kebanyakan dari orang-orang akan beranggapan bahwa sikap egois merupakan sikap tidak baik. Egois tidak selalu berarti negatif, ada pandangan-pandangan positif yang mendukung teori egois. Bertindak untuk kepentingan pribadi dan mementingkan diri sendiri tidaklah buruk. Psikolog telah menunjukan perlunya mencintai dan menghargai diri sendiri, dan keinginan untuk mengejar minat dan cita-cita. Karena itu, bagus untuk mengejar minat dan cita-cita anda sendiri.
Teori Relativisme
Kode Etik
Relativisme itu sendiri berarti paham yang percaya bahwa segala sesuatu itu bersifat tidak mutlak, mulai dari pengetahuan maupun prinsip. Terkait dengan istilah relativisme etika, Shomall telah memberikan definisi yang cukup mudah dipahami yaitu “relativisme etika adalah pandangan bahwa tidak ada prinsip moral yang benar secara universal; kebenaran semua prinsip moral bersifat relatif terhadap budaya atau pilihan individu” (2005:33). Gambaran untuk memahami relativisme etika pada contoh dibawah ini :
1. Membunuh itu bisa benar, bisa juga salah tergantung pada apa tujuan orang melakukan pembunuhan tersebut.
2. Orang Callatia memakan ayah mereka yang telah meninggal sebagai penghormatan dan kebanyakan dari kita terhadap hal itu adalah tidak bermoral. Tetapi bagi Orang Callatia membakar atau mengubur orang meninggal adalah perbuatan menakutkan dan menjijikan atau tidak bermoral.
Konsep Deontology
Dalam deontology, kita akan melihat sebuah prinsip benar dan salah. Etika deontology adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani ‘deon’ berarti kewajiban, ’logos’ berarti ilmu atau teori. Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu buruk, deontology menjawab “karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang”.
Sejalan dengan itu, menurut etika deontology, suatu tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Dengan kata lain, suatu tindakan itu memang baik pada dirinya sendiri, sehingga merupakan kewajiban yang harus kita lakukan. Sebaliknya, suatu tindakan dinilai buruk secara moral sehingga tidak menjadi kewajiban untuk kita lakukan.
Bersikap adil adalah tindakan yang baik, sudah kewajiban kita untuk bertindak demikian. Sebaliknya, pelanggaran terhadap hak atau mencurangi orang lain adalah tindakan yang buruk pada dirinya sendiri sehingga wajib dihindari. Contoh kasus dari etika deontology yaitu jika seseorang diberi tugas dan melaksanakannya sesuai dengan tugas, maka itu dianggap benar, sedang dikatakan salah jika tidak melaksanakan tugas.
Pengertian Profesi
Profesi berasal dari kata Bahasa Inggris ‘profesion’, Bahasa latin ‘professus’ yang berartikan mampu atau ahli dalam suatu pekerjaan. Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya profesi selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi, karena profesi menuntuk keahlian para pemangkunya.
Profesi suatu bentuk pekerjaan menuntut :
1. Pendidikan tinggi
2. Latihan khusus
3. Punya keterampilan
4. Punya keahlian
5. Tanggung jawab
6. Kesetiaan
Kode etik bisnis adalah seperangkat panduan yang berisi prinsip-prinsip yang mengatur bagaimana seluruh pebisnis menjalankan bisnisnya sesuai visi perusahaan. Kode etik mencerminkan tindakan dan nilai-nilai yang dipegang dalam interaksi dengan semua stakeholder yaitu karyawan, pelanggan, pemerintah, mitra dan komunitas untuk membangun hubungan jangka panjang dengan mereka. Tujuan dari kode etik ini adalah untuk memberikan informasi, kesadaran, pelatihan, serta cara untuk melaporkan setiap pelanggaran atau ketidak jelasan terkait dengan etika profesional dan etika kerja.
Prinsip Etika Profesi
Dalam setiap aktivitas, ada aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi baik peraturan tertulis maupun tidak tertulis. Etika profesi adalah aturan perilaku pemegang profesi dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya dengan cara menerapkan nilai-nilai etika yang berlaku di lingkungan kerja.
Dalam dunia kerja etika profesi merupakan kunci dan panduan profesionalisme kerja, jadi sebelum bicara professional atau tidak, etika harus dipahami dahulu. Etika profesi adalah bagian etika sosial yang merupakan kesatuan dan keharmonisan dari etika individu dan etika organisasi. Etika profesi yang berkaitan dengan pekerjaan memberikan pedoman bagi para pelaku profesi sebagai individu yang bernaung dalam organisasi profesi dalam menentukan sikap dan perbuatannya terhadap hubungan dengan dirinya maupun orang lain dimana didalam organisasi terdapat kewajiban-kewajiban apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
Sumber:
Shomali, A. Mohammad. 2005. Relativisme Etika. Penerbit: Serambi. Jakarta
https://www.apaitu.net/2009/1238/2-prinsip-etika-absolutisme-etika-dan-relativisme-etika/ (diakses pada 18 April 2020, pukul 00:57)
https://m.brilio.net/creator/ini-pengertian-dari-etika-deontologi-dan-etika-teleologi-76f843.html (diakses pada 18 April 2020, pukul 01:19)
https://beritalangitan.com/muammalah/inilah-5-ketentuan-etika-bisnis-dalam-islam/ (diakses pada 18 April 2020, pukul 01:56)
https://ecopowerport.co.id/kode-etik-bisnis/ (diakses pada 20 April 2020, pukul 20:13)
https://www.kajianpustaka.com/2019/02/pengertian-dan-prinsip-etika-profesi.html?m=1 (diakses pada 20 April 2020, pukul 20:43)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar